http://
bola.kompas.com/read/2012/10/14/21172955/.Matematika.Sistem.Poin.FIFA
KOMPAS.com
- Sejak pertama kali diberlakukan pada Desember 1992, Asosiasi Federasi
Sepak Bola Dunia (FIFA) telah mengubah sistem perhitungan poin sebagai
referensi penentuan peringkat FIFA. Saat ini, FIFA memberlakukan
perhitungan poin baru seusai Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Lantas bagaimana cara menghitung poin bagi negara-negara yang bertanding?
Berikut penjelasan dari Kompas.com seperti yang menjadi standarisasi FIFA sejak dua tahun lalu:
Faktor-faktor
yang penentuan poin yang didapat dalam setiap pertandingan terdiri dari
hasil pertandingan, status pertandingan, kekuatan lawan, dan kekuatan
regional.
1. Hasil pertandingan- Menang bernilai 3 poin
- Menang melalui adu penalti bernilai 2 poin
- Seri bernilai 1 poin
- Kalah melalui adu penalti bernilai 1 poin
- Kalah tak mendapat nilai
2. Status pertandingan Status
pertandingan digunakan sebagai faktor pengali. Semakin penting
pertandingan yang dijalankan, kian besar juga faktor pengalinya.
- Laga uji coba dikalikan 1,00
- Laga kualifikasi Piala Kontinental (contoh: Piala Asia, Piala Eropa, dsb) dan Piala Dunia dikalikan 2,50
- Putaran final Piala Kontinental dikalikan 3,00
- Putaran final Piala Dunia dikalikan 4,00
3. Kekuatan dan peringkat lawan Semakin
tinggi peringkat lawan yang dihadapi, maka makin besar poin yang bisa
diraih. Calon lawan yang dihadapi juga masuk sebagai faktor pengali
dengan rumus yang ditetapkan:
Pengali kekuatan lawan = (200 - peringkat FIFA lawan) / 100
Contohnya:
kalau melawan Jerman (peringkat 2 dunia), maka faktor pengalinya adalah
(200 - 2) / 100 = 1,98 Bagi setiap tim yang menghadapi peringkat
pertama dunia, maka faktor pengalinya otomatis menjadi 2,00 bukan 1,99.
Dan, bagi yang melawan tim dengan peringkat ke-150 dunia ke bawah, maka
akan dibulatkan menjadi 0,50.
4. Kekuatan regional FIFA
juga akan memperhitungkan kekuatan lawan dari segi regional atau
wilayah, misalnya AFC, UEFA, Conmebol, dsb. Setiap konfederasi diberi
bobot antara 0,85 sampai 1,00, berdasarkan penampilan relatif
konfederasi dalam tiga piala dunia terakhir. Untuk faktor pengali
terbaru, maka akan digunakan seusai Piala Dunia Afsel 2010 lalu. Berikut
nilainya:
- UEFA dikalikan 1,00
- Conmebol dikalikan 1,00
- Concacaf dikalikan 0,88
- AFC dikalikan 0,86
- CAF dikalikan 0,86
- OFC dikalikan 0,85
Faktor pengali yang digunakan merupakan rerata bobot kekuatan dua tim yang saling berhadapan, dengan rumus:
Pengali kekuatan regional = (Bobot regional tim 1 + bobot regional tim 2) / 2
Contohnya, Indonesia melawan Jerman, maka faktor pengalinya adalah (0,86 + 1,00) / 2 = 0,93
Perhitungan poin terakhir
Semua faktor tersebut dikalikan dan hasilnya akan dikali 100, kemudian dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
Perhitungan poin = 100 x ((hasil pertandingan) x (status pertandingan) x (kekuatan lawan) x (kekuatan regional))
Misalkan Indonesia menang lewat waktu normal menghadapi Jerman di ajang Piala Dunia:
Hasil pertandingan: Indonesia 2-0 Jerman
Poin Indonesia: 100 x (3 x 4 x 1,98 x 0,93) = 2209,68 atau dibulatkan menjadi 2210 poin
Menentukan Poin untuk Peringkat FIFA
Setelah
didapat poin terakhir, selanjutnya FIFA akan mengakumulasi poin setiap
negara selama empat tahun terakhir. Contoh, mengapa Indonesia saat ini
memiliki poin 111 dan berada di peringkat ke-170 dunia:
- Pada 2009: 97,11 poin rata-rata dikalikan bobot 20 persen = 19,42
- 2010: 38,68 poin rata-rata dikalikan bobot 30 persen = 11,6
- 2011: 114,35 poin rata-rata dikalikan bobot 50 persen = 51,18
- 2012: 22,36 poin rata-rata dikalikan bobot 100 persen = 22,36
Hasil poin yang didapat Indonesia: (19,42 + 11,6 + 57,18 + 22,36) = 111 poin