Friday, July 18, 2014

UEFA Larang Klub-Klub Eropa Bertanding di Israel

Presiden UEFA, Michelle Platini
Michelle Platini (Foto : AP)

BRUSSEL -- Badan sepak bola Eropa UEFA mengumumkan tidak akan ada pertandingan-pertandingan Liga Champions atau Liga Europa yang dapat dimainkan di Israel sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
"Panel Darurat UEFA bertemu pada 16 Juli dan memutuskan situasi keamanan terkini di Israel, tidak ada pertandingan-pertandingan kompetisi UEFA yang dimainkan di negara itu sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian bunyi pernyataan yang dirilis UEFA, seperti dilansir AFP, Kamis (17/7).
"Sebagai Konsekuensinya, klub-klub Israel yang terlibat dalam jadwal-jadwal mendatang diminta untuk mengajukan lokasi-lokasi alternatif di luar teritorial Israel untuk pertandingan-pertandingan kandang pada Liga Champions UEFA dan Liga Europa UEFA," kata UEFA
Redaktur : Agung Sasongko



Monday, July 14, 2014

Hanya Raih "Golden Ball", Ini Jawaban Messi


Foto : brasil2014.kompas.com


RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Bintang tim nasional Argentina, Lionel Messi, mengaku kecewa tidak dapat mengangkat trofi Piala Dunia 2014 setelah dikalahkan Jerman 0-1 pada partai final di Stadion Maracana, Minggu (13/7/2014). Ia pun menilai trofi pemain terbaik yang diraihnya tidak penting karena impiannya menjadi juara dunia gagal menjadi kenyataan. 

Argentina takluk 0-1 dari Jerman lewat babak tambahan setelah bermain imbang tanpa gol hingga babak normal. Kemenangan Jerman ditentukan oleh gol Mario Goetze pada menit ke-113. 

Seusai pertandingan, Messi sendiri secara mengejutkan mendapat penghargaan golden ball. 
Ia mengalahkan sejumlah saingannya seperti Arjen Robben, Neymar, James Rodriguez dan Thomas Mueller. - See more at: http://bola.liputan6.com/read/2077371/messi-bawa-pulang-golden-ball#sthash.2OfzsBrK.dpuf
Ia mengalahkan sejumlah saingannya seperti Arjen Robben, Neymar, James Rodriguez dan Thomas Mueller.

"Ini adalah kesempatan untuk memberikan kegembiraan untuk para fans setelah seluruh kesedihan selama ini. Golden Ball tidak penting. Yang kami semua inginkan hanyalah mengangkat piala," ujar Messi seusai pertandingan

Sepanjang pertandingan, menurut catatan FIFA, Jerman menguasai bola sebanyak 60 persen dan melepaskan tujuh tembakan akurat dari 10 usaha. Adapun Argentina menciptakan 2 peluang emas dari 9 percobaan.

"Kami mendapatkan beberapa kesempatan, tetapi kami tidak bisa mencetak gol. Di pertandingan seperti ini hal itu tidak dapat diterima. Kami bermain baik melawan tim yang bagus. Kami pantas mendapatkan lebih, tetapi kami tidak bisa membawa piala itu pulang ke rumah," kata Messi.

Penulis:Ary Wibowo
Editor:Tjahjo Sasongko
http://brasil2014.kompas.com/read/2014/07/14/10101958/Hanya.Raih.Golden.Ball.Ini.Jawaban.Messi?utm_source=Bola&utm_medium=dropdown&utm_campaign=brasil2014






Sunday, July 13, 2014

Germany Memutus Mitos Dan Sejarah Messi


Neymar dan Messi (Foto brazil2014.kompas.com)

Oleh : Hendro Santoso

Sejarah Piala Dunia ini pasti sudah banyak ditulis, diulas dan diketahui oleh para Penggemar sepakbola. Namun tidak apa apa hanya sekedar mereview saja bahwa sampai sejauh ini belum pernah ada tim Eropa yang mampu menjuarai Piala Dunia yang digelar di benua Amerika.

Fakta sudah tujuh Piala Dunia diselenggarakan di Benua Amerika yaitu pada tahun 1930, 1950, 1962, 1970, 1978, 1986, dan 1994. Sejauh itu tim-tim yang keluar sebagai juara selalu tim dari benua Amerika yaitu Brasil tiga kali, Uruguay dan Argentina masing-masing dua kali. Hanya Brasil satu-satunya Negara yang bisa juara Piala Dunia di luar Benua Amerika yaitu di Swedia tahun 1958 dan Korea-Jepang 2002. Sedangkan Spanyol adalah Negara Eropa satu-satunya yang bisa juara diluar Benua Eropa yaitu ketika merebut Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Germany memiliki raihan delapan kali sebagai finalis dan berhasil tiga kali juara. Sementara Argentina berhasil meraih lima kali sebagai finalis dengan raihan dua kali juara. Germany peraih 3 kali Juara Dunia yaitu tahun 1954, 1974 dan 1990 sedangkan Argentina peraih 2 kali yaitu pada tahun 1978 dan 1986. Terakhir mereka bertemu dalam final Piala Dunia tahun 1990 yang dimenangkan Germany melalui tendangan penalty Brehme.

Final 2014 adalah ulangan pertemuan terakhir mereka 24 tahun yang lalu. Sebenarnya di atas kertas Tim Tango Argentina bisa menjuarai Piala Dunia 2014, karena  memiliki statistic keunggulan pertemuan terhadap Germany. Kita simak bahwa kedua tim telah 20 kali bertemu pada berbagai ajang. Secara keseluruhan Argentina lebih unggul daripada Germany dengan sembilan kemenangan, sedangkan Germany tujuh kali menang. Sisanya, empat pertandingan berakhir imbang. Pada pentas Piala Dunia sendiri Germany justru lebih unggul daripada Argentina. Kedua tim telah lima kali bertemu. Germany tiga kali meraih kemenangan dan sekali kalah. Satu-satunya hasil imbang terjadi pada Piala Dunia 1966. Terakhir ketika kedua tim bertemu pada babak perempat final Piala Dunia 2006, skor imbang 1-1 bertahan hingga extra time namun akhirnya Germany kemudian menang melalui adu tendangan penalti dengan skor 4-2.

Berbekal saat mengalahkan Brazil di semi final dengan skore fantastis 7 gol berbalas satu gol, Germany memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi menghadapi final Piala Dunia 2014 melawan Argentina di Stadion Maracana. Loew merasa nyaman karena dia memiliki 23 pemain fantastis yang merupakan skuat terbaik Germany yang pernah dimiliki. Germany dengan fenomena seorang Thomas Mueller memang saat ini sangat favorit untuk meraih Piala Dunia 2014 sekaligus sebagai Juara Dunia koleksi yang ke empat kalinya.  Sejauh ini Mueller telah mencetak lima gol bersaing dengan striker Kolombia James Rodriguez yang kini menjadi top skor sementara dengan enam gol. Padahal sebelumnya, Loew mendapat kritikan dari banyak pihak karena keputusannya hanya membawa satu striker ke Brasil. Thomas Mueller ini memang fenomenal sebagai Pemain False Nine dalam Tim Germany. Berperan sebagai gelandang serang, Mueller menjadi ancaman serius yang dapat menusuk jantung pertahanan lawan disetiap kesempatan. Penjaga gawang handal Neuer sudah membuktikan kualitasnya sebagai palang pintu akhir Germany yang sulit ditembus. Bahkan Neuer juga bisa berperan rangkap sebagai libero.

Hanya saja patut diperhitungkan apakah peak performa Germany sudah dicapai saat mengalahkan Brazil di semi final dengan skor 7-1?. Hal ini seharusnya sudah dipertimbangkan oleh Pelatih Loew dan jajaran asistennya. Melihat penampilan Germany yang selalu penuh dengan determinasi dan teknik tinggi mudah-mudahan tidak menimbulkan peak perfomanya sudah terlampaui di babak semifinal. Kebalikannya dengan Argentina dalam pertandingan terakhirnya diperempat final melawan Belgia dan semi final melawan Belanda tidak begitu mengesankan. Mereka bermain standar-standar saja hanya pertahanan Argentina sudah cukup teruji oleh Belgia dan Belanda merupakan modal yang baik untuk melawan Germany. Namun tidak cukup itu saja jika Argentina ingin mengalahkan Germany maka permainan level tinggi harus diwujudkan selain factor Messi yang tetap menjadi penting bagi Argentina.

Akankah Germany bisa memutus mitos tersebut yaitu untuk pertama kali Negara Eropa menjuarai Piala Dunia di Benua Amerika. Semua persyaratan untuk Juara Dunia bagi Germany sudah mereka punyai. Atau Germany kembali tunduk pada sejarah dan inilah saatnya pembuktian Messi mencatatkan dirinya dalam sejarah Piala Dunia sama seperti Maradona pada tahun 1986. Kita tunggu laga klasik abad ini Final Argentina vs Germany pada Piala Dunia Brazil 2014.

Bandung 11 Juli 2014




Wednesday, July 9, 2014

Messi Melawan Van Gaal


Lionel Messi - Argentina (Foto : brazil2014.kompas.com)

Oleh Hendro Santoso

Diantara semi finalis Piala Dunia 2014 hanya Belanda yang belum pernah meraih  juara. Brazil adalah peraih 5 kali Juara Dunia yaitu tahun 1958, 1962, 1990, 1994 dan 2002. Germany peraih 3 kali Juara Dunia yaitu tahun 1954, 1974 dan 1990 sedangkan Argentina peraih 2 kali yaitu pada tahun 1978 dan 1986.

Timnas Belanda layak percaya diri menghadapi timnas Argentina pada babak semifinal Rabu 9 Juli 2014 atau Kamis 10 Juli pk 03.00 dini hari mendatang di Arena de Sao Paulo. Belanda memiliki catatan bagus setiap kali berjumpa Argentina pada semua ajang. Secara keseluruhan kedua tim telah delapan kali bertemu. Belanda mengungguli Argentina sejauh ini. De Oranje memetik empat kemenangan dan dua kali kalah. Sisanya kedua tim bermain imbang. Dari delapan pertemuan itu, empat di antaranya terjadi di Piala Dunia. Pertemuan pertama terjadi pada Piala Dunia 1974. Belanda sukses mempermalukan tim Tango dengan skor telak 4-0. Empat tahun kemudian Argentina mampu membalas kekalahan itu dengan skor 3-1 pada partai puncak di Piala Dunia 1978. Belanda membalas kekalahan itu 20 tahun kemudian pada babak perempat final. Skuat asuhan Guus Hiddink menumbangkan Argentina dengan skor 2-1 melalui sumbangan gol Patrick Kluivert dan gol cantik Dennis Bergkamp. Kedua tim kemudian bermain imbang tanpa gol pada fase grup Piala Dunia 2006.

Arjen Robben dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa hasil yang diraih sejauh ini merupakan buah dari tekad kuat para pemain Belanda demi gelar juara Piala Dunia 2014. Pemain yang membela Bayern Munchen ini masih merasakan kekecewaan pada saat Piala Dunia 2010 Afrika Selatan yang hampir saja meraih gelar juara andai saja tidak dipecundangi Spanyol di babak final.
Akhirnya dendam 4 tahun yang lalu terbalas juga ketika di awal laga, Belanda berhasil membalas sakit hatinya empat tahun lalu dengan mengalahkan tim matador dengan skor telak 5-1. Kala itu, Robben mencetak dua diantara 5 gol yang dicetak ke gawang Iker Casillas. Keberhasilan Belanda hingga masuk ke babak semi final merupakan buah dari kekompakan tim De Oranje. Selain itu Belanda beuntung memiliki pelatih sekelas Luis Van Gaal yang hebat dalam meramu strategi.
“Kami memiliki pelatih yang hebat. Dia tahu persis waktu yang tepat untuk memasukkan seorang pemain. Dia juga paham bagaimana cara mengubah permainan. Dia pelatih fantastis,” ujar Robben. Van Gaal sendiri merasa beruntung melatih tim yang siap untuk berbagai kemungkinan perubahan. ”Kami banyak mengubah permainan. Untungnya para pemain memiliki pemahaman dan spirit yang mampu mengantarkan kami menuju kemenangan,” katanya. Perubahan formasi yang diterapkan terbukti ampuh. Belanda berhasil menguasai jalannya laga dan meraih kemenangan penting terutama saat mengalahkan Spanyol dan menang atas Meksiko di perempat final melalui gol Wesley Sneijder dan Klaas Jan Huntelaar pada menit ke-88 dan 90+4.

Apakah yang akan dilakukan Van Gaal untuk meredam Argentina di semi final nanti malam?. Apakah akan menerapkan pola 5-3-2 saat berhasil mengalahkan Spanyol atau pola 3-5-2 dan 4-3-3 ketika berhasil mengalahkan Mexiko?. Lalu apakah Van Gaal akan menugaskan pemain tertentu untuk menjaga Messi ?.

Kombinasi Daley Blind-Sneijder-Robben/Van Persie di sisi kiri serangan Belanda akan memegang peranan penting dalam menembus serangan lawan. Blind sendiri memiliki umpan lambung dari dalam yang cukup baik untuk menyuplai bola bagi van Persie. Kombinasi keduanya bisa jadi senjata tajam untuk menembus jebakan offside lini pertahanan Argentina. Belanda masih memilki stok cadangan yang bisa mengubah pertandingan dalam diri Memphis Depay, Klaas-Jan Huntelaar dan Leroy Fer. Sementara itu untuk meredam Messi mungkin seorang Nigel de Jong akan ditugaskan menempel ketat Messi kemanapun dia pergi. Kunci satu-satunya untuk mengalahkan Argentina adalah  mematikan Messi. Sementara itu keharmonisan trio center back Belanda, mengingat trio Indi-Vlaa-De Vrij adalah komposisi lini belakang paling padu yang dapat mengamankan Belanda dari serangan Argentina.

Arjen Robben dan Messi adalah dua pemain yang akan menjadi pembeda bagi kedua Tim dan Van Gaal adalah Penentu kemenangan Belanda jika Pelatih ini tepat menerapkan strateginya.
Mari kita lihat Van Gaal versus Messi. Siapa yang menang?. Maka tiket final ada dalam genggaman. Salam.

Bandung 9 Juli 2014


Tuesday, July 8, 2014

Jerman Hati-hati Jangan Remehkan Brazil


Thiago Silva yang mungkin absen di semi final (Foto : brasil2014.kompas.com)

Oleh : Hendro Santoso
Saat ini mungkin untuk pertama kalinya Brazil diposisikan sebagai Tim underdog ketika menjumpai Jerman pada semi final Piala Dunia 2014, hanya karena Brazil tidak bisa diperkuat Neymar akibat cedera. Brazil dan Jerman akan berhadapan di Stadion Estadio Mineirao, Rabu 9 Juli 2014 dini hari pk. 03.00 WIB. Seperti sudah kita ketahui bahwa partai krusial ini akan minus Neymar yang mengalami cedera pada penutupan laga perempat final kala Brasil mengalahkan Kolombia 2-1.

Banyak pengamat Brazil tanpa Neymar adalah kesebelasan yang pincang karena selama ini Brazil selalu tergantung kepada Neymar. Fakta ini memang benar karena sejauh ini peran Neymar dalam Timnas Brazil sangat dominan sehingga publik Brasil mengkhawatirkan hilangnya Neymar dari skuat Luis Filipe Scolari akan melemahkan daya serang Brasil. Apalagi lawan yang akan dihadapi di partai semi final adalah Jerman, sebuah Tim yang sangat solid dan kolektif dalam kerja sama Tim. Apakah sedemikian menyedihkan kondisi Brazil saat ini sehingga harus menjadi Tim underdog?.

Menurut Ronaldo mantan bintang sepakbola Brazil berusia 37 tahun pemegang top skor Piala Dunia dengan 15 gol ini mengatakan bahwa Brasil memiliki keunikan yang jarang ditemukan pada negara lain. Brasil tidak pernah bergantung pada seorang pemain. Selecao telah membuktikan pada masa-masa sebelumnya tidak pernah tergantung kepada satu pemain.
“Pele pernah cedera pada Piala Dunia 1962 dan posisinya digantikan namun yang terjadi Brasil tetap memenangkan Piala Dunia,” ujar Ronaldo. “Jika Jerman menganggap Brasil akan melemah, mengalami gangguan apa lagi tak berdaya karena salah seorang pemainnya cedera, bahkan jika yang cedera itu Neymar, Jerman salah. Jerman salah dalam memahami tim Brasil,” demikian Ronaldo menambahkan seperti dilansir Goal. Negara dengan rekor trofi juara Piala Dunia terbanyak yang dipegang oleh Brasil (1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002) ini sekarang sedang diuji untuk mempertahankan kehormatan sejatinya sebagai pemegang Juara Dunia terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia. Sudah sebanyak 210 gol diciptakan oleh Tim Brazil selama Piala Dunia berlangsung dan rekor ini belum dipecahkan negara lain hingga saat ini.

Lihat tekad para Pemain Brazil lainnya yang mengatakan kami akan mempersembahkan Trophy Piala Dunia ini untuk Neymar. Dua ratus juta rakyat Brazil akan mendukung kesebelasannya baik yang hanya dengan doa maupun yang datang langsung ke Stadion. Tentu saja apa yang akan mereka lakukan sangat dasyat bagi kemenangan Brazil sebagai tuan rumah. Apapun juga akan dilakukan para Pemain Brazil untuk menjaga kehormatan negaranya.

Sekarang tergantung Sang Pelatih Mr Big Phil untuk meramu strategi apa yang akan diterapkan saat melawan Jerman nanti. Kecerdikan Big Phil untuk membangkitkan semangat juang para pemain Brazil juga sangat menentukan kemenangan Brazil pada semi final ini. Tidak perlu Jogoboneto, sepakbola sekarang adalah sepakbola hasil. Jogoboneto sendiri faktanya memang sudah ditinggalkan Tim Brazil selama Piala Dunia 2014 berlangsung ini bahkan seorang Van Gaal pun lebih suka menerapkan pola 5-3-2 yang diterapkan Belanda seperti saat melawan Timnas Spanyol, bukan total footballnya Belanda. Fenomena inilah yang harus diwaspadai Jerman.

Jerman hati-hati,jangan remehkan Brazil. Salam.

Daftar Bacaan : Goal.com, Republika.co.id

Bandung 7 Juli 2014.


Monday, July 7, 2014

Robben Muak Dengar Pemberitaan Aksi Diving-nya


Arjen Robben (Foto : Reuters/Eddie Keogh)

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Penyerang lincah Belanda Arjen Robben muak dan bosan mendengar pemberitaan mengenai aksi diving yang dilakukannya saat melawan Meksiko pada babak 16 besar Piala Dunia 2014. 
Robben melakukan aksi diving di dalam kotak penalti yang berujung pada pemberian hadiah penalti bagi Belanda sekaligus membuat Meksiko terlempar dari Piala Dunia 2014.
"Akhir-akhir ini banyak sekali pemberitaan mengenai diving. Terus terang saja, saya muak terhadap hal tersebut," kata Robben seperti dikutip Goal, Senin (7/7).
Pemain Bayern Muenchen ini mengaku bosan dengan kritik yang dialamatkan kepada dirinya lantaran diving-nya. Sebab Robben telah meminta maaf terhadap publik sepak bola mengenai aksi divingnya. "Saya tidak mau ambil pusing menanggapi kritik itu," ujarnya.
Usai mengalahkan Meksiko di babak 16 besar, Belanda juga berhasil menaklukkan Kosta Rika. Di babak semi final Oranje akan berhadapan dengan Argentina di Stadion Arena de Sao Paulo, Kamis (10/7) dini hari WIB.

Redaktur:Citra Listya Rini
Reporter:C60

Saturday, July 5, 2014

Semifinal World Cup 2014 : Brazil vs Germany

Heads up: Germany defender Mats Hummels holds off the challenge of Raphael Varane to open the scoring
Photo : Getty Imanges

Germany 1-0 France.
Well, they did it again. It’s four on the trot now – a record. Germany have not missed a World Cup semi-final date this century: 2002, 2006, 2010, now 2014. 
It was 1998, in France, when they last failed to be in the competition in the final week, and they will be there again, in Belo Horizonte on Tuesday. And back here, in the Maracana Stadium, one last time a week on Sunday? There is no reason why not.
Germany did not have the best chances, or necessarily play the best football, but they were excellent in possession, decisive and sharp at key defensive moments and found a way to win, as the best teams do. As Germany do, so often, in fact. 
That the goal came from Mats Hummels, a bold selection by coach Joachim Low who also abandoned his false nine system and restored Philipp Lahm to full-back, merely adds to the evidence that Germany are World Cup naturals in a way other countries – you know who – are not. 


Read more: http://www.dailymail.co.uk/sport/worldcup2014/article-2680846/France-0-1-Germany-match-report-Mats-Hummels-scores-Joachim-Lows-reach-World-Cup-semi-finals.html#ixzz36XpFdYC3
Follow us: @MailOnline on Twitter | DailyMail on Facebook


Brazil 2-1 Columbia
David Luiz fired home an unstoppable free-kick to send Brazil through to the World Cup semi-finals in an enthralling tie against Colombia on Friday night.
The defender hit a ferocious strike into the top corner from 30 yards out which Colombia goalkeeper David Ospina had no chance of stopping.
Fellow centre back Thiago Silva had given Brazil the lead after just seven minutes, bundling the ball home at the back post.
Colombia, who had a goal disallowed midway through the second half, scored with ten minutes to play as James Rodriguez scored from the spot.


Read more: http://www.dailymail.co.uk/sport/worldcup2014/article-2677300/Brazil-vs-Colombia-World-Cup-2014-LIVE-Follow-quarter-final-action-happens.html#ixzz36XoH8Obr
Follow us: @MailOnline on Twitter | DailyMail on Facebook

Friday, July 4, 2014

Mampukah France Menghentikan Germany


Paul Pogba Pemain Gelandang France (Foto : brazil2014.kompas.com)

Oleh : Hendro Santoso - Hensa

France adalah tim yang sejauh ini sangat solid walaupun tidak difavoritkan juara namun permainan mereka benar-benar penuh dengan determinasi dan pola menyerang. Hal ini bisa dilihat dari produktivitas gol mereka saat di fase Grup E, yaitu memasukkan 8 gol dan hanya kemasukan 2 gol.

Di Grup E France mengalahkan Swiss 5-2, Hoduras 3-0 dan bermain imbang tanpa gol dengan Equador. Pada babak 16 besar, kali ini Nigeria dibantai dengan skor 2-0. Pemain France Karim Benzema termasuk pencetak gol terbanyak bagi France dengan 3 gol. Didier Deschamps sebagai pelatih mengatakan tetap optimis, seusai Les Blues mengempaskan Nigeria minggu lalu di per delapan final. Pemain France bermain sebagai sebuah tim, mulai dari Paul Pogba, Mathieu Valbuena, yang memberikan dua assist untuk sukses di per delapan final, Olivier Giroud, Karim Benzema, hingga Antoine Grizmann yang masuk sebagai pemain pengganti. Kolektivitas mereka sudah diperlihatkan saat mereka bermain di Grup E dan 16 besar.

Patut diwaspadai fenomena Paul Pogba, pemain Juventus ini yang sering bermanuver dari tengah untuk membuka ruang bagi Karim Benzema. Beberapa pengamat mengatakan bahwa Pogba merupakan pemain gelandang yang memiliki visi bermain seperti halnya legenda France, yaitu Patric Viera. Fakta juga menyebutkan bahwa laga France melawan Germany nanti adalah gambaran duel klasik antara dua tim raksasa Eropa.

Pada Piala Dunia tahun 1982 di Spanyol mereka bertemu di semifinal yang berakhir dengan adu penalti untuk kemenangan Germany (Jerman Barat waktu itu). Cerita berlanjut empat tahun kemudian 1986 di Mexico dalam laga semifinal di Guadalajara, di mana gol-gol Andreas Brehme dan Rudi Voeller menghentikan perlawanan favorit Perancis. Tentu kenangan pahit di dua Piala Dunia tersebut sudah banyak dilupakan mengingat waktu yang begitu jauh dengan saat ini. Bagi pemain-pemain France inilah saat terbaik mereka bangkit kembali menjadi Tim yang patut diperhitungkan. Kondisi tim yang harmonis baik antara Pelatih dan Pemain maupun di antara para Pemain sendiri menjadi modal utama untuk berprestasi.

Deschamps yakin sudah menyiapkan strategi dalam melawan Germany. Bagaimana kekuatan Germany di lapangan tengah harus dipatahkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa Germany sudah membuktikan diri mereka merupakan tim yang memiliki tingkat daya tahan tinggi. Memang selama ini Tim Panzer ini terkenal dengan sebutan The Staying Power. Namun demikian ada satu kelemahan yang sangat mencolok saat Germany melawan Aljazair di babak 16 besar.

Barisan belakang mereka yang tanpa diperkuat Mat Hummels sehingga duet Per Mertesacker dan Jerome Boateng sangat mudah diterobos lawan. Selain itu Benedict Howedes yang menjadi jadi titik lemah di posisi bek kiri sehingga pemain sayap kanan lawan akan mudah menerobos masuk ke kotak penalti. Problem ini akan menjadi beban bagi Loew. Pada saat Hummels tetap tidak bisa dimainkan, dan Shkodran Mustafi cedera, maka Phillip Lahm harus kembali ke posisi bek kanan dan Sami Khedira akan menempati posisi jangkar. Formasi ini sebenarnya malah cukup mengejutkan karena justru menjadi kebangkitan Die National Manschaaft saat perpanjangan waktu melawan Aljazair. Bagaimanapun kelemahan pertahanan Germany harus bisa dimanfaatkan oleh France.

Apakah Germany bisa dihentikan France kali ini di per empat final Piala Dunia 2014 setelah Piala Dunia 1982 dan 1986 France harus mengakui keunggulan Germany. Bola tetap masih bundar. Kita tunggu duel mereka 4 Juli 2014 pk 23.00 WIB. Salam.

Bandung 3 Juli 2014.





Thursday, July 3, 2014

Maradona Latih Timnas Venezuela?

Diego Maradona
Foto : AP/Achmad Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Legenda Argentina Diego Maradona menyatakan bahwa dirinya kemungkinan akan menjadi pelatih Venezuela, satu-satunya negara Amerikan Selatan yang belum pernah tampil di Piala Dunia.
Cesar Farias hengkang pada November tahun lalu dari tim Venezuela dimana ia dijuluki sebagai 'Vinotinto' (anggur merah) karena warna kulitnya. Farias mundur setelah Venezuela gagal menembus putaran final di Brazil.
Federasi sepak bola Venezuela belum memberikan pengumuman apapun terkait rumor pergantian pelatih tersebut walaupun sejumlah pelatih lokal juga sedang dipertimbangkan.
''Saya mencari sejumlah proyek serius dan itu saya pikir ya, jika hal tersebut dengan keamanan, lalu mungkin," ujar Maradona kepada jaringan televisi lokal Telesur tatkala ditanya tentang kemungkinan itu.
Maradona, yang juga dikenal sebagai politisi berhaluan kiri sehingga membuatnya beraliansi dengan pemerintahan sosialis, mengatakan bahwa dirinya berencana mengunjungi Presiden Nicolas Maduro setelah Piala Dunia.
"Kami berencana untuk berbicara tentang segala hal, termasuk soal tim," ujarnya.
Rumor tentang dirinya mengemuka dalam media lokal Venezuela minggu lalu, tetapi Maradona meresponnya dengan mengatakan dia belum mempersiapkan proposal apapun. Maradona juga merupakan teman dekat mantan Presiden Hugo Chavez.
Redaktur : Didi Purwadi
Sumber : Antara/Reuters





Wednesday, July 2, 2014

Messi: Progress all that mattered

Messi: Progress all that mattered
Photo : Getty Images

Lionel Messi played down fears about Argentina's FIFA World Cup™ campaign after they needed a dramatic extra-time winner to see off Switzerland in Sao Paulo.
Angel Di Maria scored in the 118th minute to give Argentina a 1-0 win over the Swiss at the Arena Corinthians. It would have been a different story had Switzerland taken their chances in the first half.
But, despite four narrow wins at the World Cup, Messi is not worried about Argentina's form heading into Saturday's quarter-final clash against Belgium in Brasilia. "It was not an easy match, but we knew it wouldn't be," the Argentina captain told a press conference in the Arena Corinthians after the match.
"We have seen throughout the World Cup that all the matches have been on an equal footing and lots of important teams have gone out. What is important is that we are through to the next stage - that is what we wanted."
I was nervous towards the end because we couldn't score and any mistake could have left us out.
Argentina forward Lionel Messi
Diego Benaglio had an impressive game in goal for Switzerland, denying Di Maria, Rodrigo Palacio and Pablo Zabaleta earlier in the match. Messi feared Argentina could have been heading out until he squared for Di Maria and he curled the ball past Benaglio at the death.
"I was nervous towards the end because we couldn't score and any mistake could have left us out," the Barcelona forward said. "The minutes were passing by and we didn't want the match to go to penalties.
"We were suffering, but we had a special play - I passed to Angel and now we can celebrate."






Tuesday, July 1, 2014

Jelang Duel Belgia-AS, Restoran Wafel Ini Diboikot


Foto : Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Waffle House, restoran terkenal di Amerika Serikat (AS) yang menyediakan menu kue wafel, mengajak untuk melakukan boikot kue wafel Belgia menjelang laga AS melawan Belgia di babak 16 besar Piala Dunia 2014.
"Kami tidak percaya dengan wafel Belgia," kata Waffle House dalam akun resminya di jejaring sosial Twitter.
Bahkan, Wafel Belgia tidak ditawarkan dalam menu di sebanyak 1.700 kedai Waffle House yang tersebar di 25 negara bagian, sebagaian besar berada di selatan di mana logo kuning mereka menjadi pemandangan yang tak asing di jalanan.
Juru bicara Waffle House Meghan Irwin mengatakan kepada Today.com jika restoran waralaba itu hanya ingin membuat sedikit candaan dan menunjukkan dukungan kepada timnas AS yang akan menghadapi Belgia pada Selasa untuk menentukan siapa yang akan lolos ke perempat-final Piala Dunia.
"Kami tidak pernah menyajikan wafel Belgia di Waffle House, dan kami hanya ingin mendukung tim AS," kata Irwin melalui cuit, yang memicu banyak respon yang mendukung AS, serta diskusi yang dimotori oleh Wikipedia tentang apa perbedaan wafel Belgia dengan versi wafel yang disajikan di negara-negara bagian AS itu.
Pada laman Wikipedia disebutkan wafel Belgia adalah jenis wafel yang terkenal di Amerika Utara. Dibandingkan dengan wafel Amerika biasa, wafel Belgia mempunyai ukuran lebih besar, adonan yang lebih ringan, kisi-kisi yang lebih tinggi sehingga mempunyai pola yang lebih dalam.
Sedangkan di negara Belgia sendiri tidak dikenal apa yang disebut wafel Belgia, namun lebih mengenal jenis-jenis lainnya seperti wafel Brussels dan Liege.

Redaktur:Citra Listya Rini








France sink Super Eagles

France sink Super Eagles
Foto : Fifa.com

France have marched through to the FIFA World Cup™ quarter-finals with a hard-fought 2-0 win over Nigeria in Brasilia. Didier Deschamps' side were given a tough time of it by the African champions, but edged this tight encounter in the Estadio Nacional thanks to a Paul Pogba header and an injury-time own goal by Joseph Yobo.
The French started as firm favourites and it was they who created the game's first noteworthy opportunity, when Olivier Giroud twisted into space only to slice his left-foot shot wide from 20 yards. However, it was Nigeria who looked the sharper and more purposeful side for much of the first half, and it wasn't long before they were causing major problems at the other end.
The Super Eagles looked, in fact, to have taken the lead after 19 minutes when Emmanuel Emenike prodded into the net from Ahmed Musa's inswinging right-footed cross. Nigerian celebrations were to prove short-lived, though, with Emenike having strayed narrowly offside.
For France, Pogba was among the most impressive performers throughout and the Juventus midfielder came close to breaking the deadlock midway through the half. Driving forward from midfield, he slipped the ball wide to Mathieu Valbuena and continued his run to volley powerfully towards goal when the cross arrived in the box. Vincent Enyeama, though, proved equal to the challenge, agilely palming the ball away for a corner.
Pogba was again involved in the final move of the half, when a clever reverse ball by Valbuena teed up Mathieu Debuchy for a first-time shot. The ball looked sure to at least hit the target but the right-back proved wayward in his finishing and his shot flashed wide.
Nigeria remained the most dangerous side, though, and they very nearly took the lead eight minutes into the second half when Peter Odemwingie crashed in a left-foot shot from 20 yards that Hugo Lloris did well to parry clear. Closer still was Karim Benzema at the other end, who burst through onto a one-two with Antoine Griezmann and fired in a shot that squirmed past Enyeama and looked to be trundling over the line. Victor Moses was Nigeria's hero, though, racing back to volley clear just as a goal seemed likely.
It was a good spell for France, and they again came within a whisker of a breakthrough just a couple of minutes later when Yohan Cabaye's 25-yard volley rebounded to safety off the underside of the crossbar. Pressure was building, though, and after Enyeama had saved brilliantly from a close-range Benzema header, an error from the same keeper handed Les Bleus the lead. Pogba was the man to profit, heading into an unguarded net with 11 minutes remaining after Enyeama had flapped unconvincingly at a floated Valbuena corner.
France rarely looked in danger thereafter, and they made sure of their place in the last eight - and a showdown with either Germany or Algeria - when Yobo diverted Valbuena's low cross into his own net.
http://www.fifa.com/worldcup/matches/round=255951/match=300186462/match-report.html