Foto : Reuters
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Stadion Sao Paulo tidak akan dicoret dari daftar stadion yang digunakan untuk Piala Dunia, meski terjadi kecelakaan yang menewaskan dua orang dan akan menunda penyelesaian pengerjaan stadion itu, kata ofisial Brazil pada Kamis.
"Kami akan bertemu untuk menaksir konsekuensi dari kecelakaan ini, namun stadion ini tidak akan dicoret," kata ketua Panitia Penyelenggara Lokal Piala Dunia Ricardo Trade, seperti dikutip harian Estado de Sao Paulo.
Dua pekerja meninggal dunia pada Rabu ketika sebuah "crane" rubuh di Arena Corinthians yang akan menjadi tempat pembukaan Piala Dunia Juni mendatang.
Stadion tersebut, yang merupakan salah satu dari 12 stadion yang dipakai Brazil untuk pesta sepak bola global, juga akan menjadi tempat berlangsungnya lima pertandingan lain, termasuk semifinal.
Kecelakaan itu terjadi di tengah kekacauan untuk menepati tenggat waktu 31 Desember, yang ditargetkan oleh badan sepak bola dunia FIFA sebagai tanggal terakhir bagi Brazil untuk menyelesaikan pembangunan dan renovasi stadion-stadion.
Pekerjaan di Arena Corinthians telah tertunda untuk tiga hari berkabung sampai Senin mendatang, setelah 31 persen area proyek ditutup untuk dilakukan penyelidikan.
"Mustahil untuk membuat prediksi apapun saat ini karena kecelakaan itu akan menyebabkan penundaan. Pada kasus apapun, kami tidak dapat membayangkan jika terdapat penundaan selama tiga bulan, stadion akan dicoret dari Piala Dunia," kata Trade.
Laporan-laporan pers Brazil, yang mengutip sumber-sumber anonim, mengatakan insiden ini dapat menyebabkan penundaan pekerjaan konstruksi selama satu sampai dua bulan, yang telah 90 persen selesai.
Pada Kamis, polisi dan ofisial-ofisial Pertahanan Sipil menginspeksi tempat itu di mana dua pekerja, yang berusia 44 dan 42 tahun, meninggal dunia akibat tertimpa crane berisi segmen metalik seberat 500 ton rubuh dari bagian atas atap.
Ofisial-ofisial dari Kementrian buruh dan persatuan-persatuan buruh konstruksi juga berada di area proyek pada Kamis, menyusul kecelakaan tersebut.Persatuan-persatuan buruh itu mendesak penundaan pekerjaan selama 30 hari untuk menyelesaikan investigasi.
Sementara itu para jaksa Sao Paulo memberi catatan bahwa pekerjaan akan ditunda "jika titik elemen teknis perlu melakukan hal itu."
"Kami akan bertemu untuk menaksir konsekuensi dari kecelakaan ini, namun stadion ini tidak akan dicoret," kata ketua Panitia Penyelenggara Lokal Piala Dunia Ricardo Trade, seperti dikutip harian Estado de Sao Paulo.
Dua pekerja meninggal dunia pada Rabu ketika sebuah "crane" rubuh di Arena Corinthians yang akan menjadi tempat pembukaan Piala Dunia Juni mendatang.
Stadion tersebut, yang merupakan salah satu dari 12 stadion yang dipakai Brazil untuk pesta sepak bola global, juga akan menjadi tempat berlangsungnya lima pertandingan lain, termasuk semifinal.
Kecelakaan itu terjadi di tengah kekacauan untuk menepati tenggat waktu 31 Desember, yang ditargetkan oleh badan sepak bola dunia FIFA sebagai tanggal terakhir bagi Brazil untuk menyelesaikan pembangunan dan renovasi stadion-stadion.
Pekerjaan di Arena Corinthians telah tertunda untuk tiga hari berkabung sampai Senin mendatang, setelah 31 persen area proyek ditutup untuk dilakukan penyelidikan.
"Mustahil untuk membuat prediksi apapun saat ini karena kecelakaan itu akan menyebabkan penundaan. Pada kasus apapun, kami tidak dapat membayangkan jika terdapat penundaan selama tiga bulan, stadion akan dicoret dari Piala Dunia," kata Trade.
Laporan-laporan pers Brazil, yang mengutip sumber-sumber anonim, mengatakan insiden ini dapat menyebabkan penundaan pekerjaan konstruksi selama satu sampai dua bulan, yang telah 90 persen selesai.
Pada Kamis, polisi dan ofisial-ofisial Pertahanan Sipil menginspeksi tempat itu di mana dua pekerja, yang berusia 44 dan 42 tahun, meninggal dunia akibat tertimpa crane berisi segmen metalik seberat 500 ton rubuh dari bagian atas atap.
Ofisial-ofisial dari Kementrian buruh dan persatuan-persatuan buruh konstruksi juga berada di area proyek pada Kamis, menyusul kecelakaan tersebut.Persatuan-persatuan buruh itu mendesak penundaan pekerjaan selama 30 hari untuk menyelesaikan investigasi.
Sementara itu para jaksa Sao Paulo memberi catatan bahwa pekerjaan akan ditunda "jika titik elemen teknis perlu melakukan hal itu."
Redaktur : Taufik Rachman |
Sumber : antara |