Wednesday, January 30, 2013

FIFPro Kecam Sepak Bola Indonesia



Ketua FIFPro Divisi Asia/Oceania, Brendan Schwab.                                                                                           GETTY IMAGES



LONDON, KOMPAS.com - Federasi Pemain Sepak Bola Profesional Internasiolal (FIFPro) mengecam sepak bola Indonesia, karena tidak profesional memperlakukan pemain profesional. Mereka mendesak sepak bola Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah-masalah pemain yang belum dibayar.

Dalam pernyataannya, Selasa (29/1/2013), FIFPro mengecam perlakuan pemain asal Perancis, Moukwelle Ebanga Sylvain, yang gajinya selama 9 bulan belum dibayar klubnya, Persewangi Banyuwangi. Apalagi, ia kemudian tertekan dan terkena penyakit tifus.

Sebelumnya, FIFPro juga prihatin atas meninggalnya pemain Persis Solo asal Paraguay, Diego Mendieta. Sebagian gajinya juga belum dibayar Persis, hingga ia sakit dan akhirnya meninggal. Saat itu, FIFPro mengecam PSSI yang dianggap manajemennya parah dan sama saja membiarkan terjadinya kasus Mendieta.

"Ini sulit dipercaya bahwa beberapa pekan setelah meninggalnya Diego Mendieta, kami mendapat laporan tentang pemain lain di Indonesia yang sakit serius dan menunggu pembayaran gajinya," sesal Ketua FIFPro Divisi Asia/Oceania, Brendan Schwab, seperti dikutip kantor berita Reuters.

"Untungnya, Moukwelle sudah sembuh dari sakitnya. Tapi, ini peringatan lain bahwa reformasi drastis sangat dibutuhkan oleh (sepak bola) Indonesia," tegasnya.

FIFPro juga menyatakan, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pemain Profesional Perancis (UNFP), serta pihak klub, telah bekerja sama untuk membantu menyelesaikan masalah Moukwelle. Sang pemain juga menolak meninggalkan Indonesia sebelum gajinya dibayar.

"FIFPro juga menyatakan bahwa pejabat sepak bola di Indonesia harus bertanggung jawab dan segera bertindak cepat. FIFPro tak ingin mendengar lagi ada pesepak bola yang menjadi korban minimnya rasa hormat," katanya.








Soal Paspor, Stevie Bonsapia Dipingpong Persipura



KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO



JAKARTA, KOMPAS.com - Gelandang Persipura Jayapura, Stevie Bonsapia, mengaku alasan utama dirinya gagal ke Jordania bersama tim nasional Indonesia karena paspornya masih ditahan manajemen "Mutiara Hitam".
Stevie gagal membela timnas yang akan melakoni laga uji coba menjelang Pra-Piala Asia 2015 melawan Jordania, 31 Januari 2013. Meski begitu, pemain berusia 24 tahun itu dikabarkan akan tetap diikutsertakan saat timnas melakoni laga perdana melawan Irak, 6 Februari mendatang.
"Aku sudah meminta sama manajer Persipura, tetapi selalu diputar-putar sama mereka. Padahal itu kan dokumen negara," ungkap Stevie saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (29/1/2013.
Stevie kembali menegaskan dirinya siap menerima konsekuensi terkait langkahnya tersebut. Bahkan, pemain yang pernah membela timnas U-23 tersebut menyatakan siap secara profesional jika diberi sanksi berat oleh manajemen Persipura.
"Aku belum tahu bagaimana statusku sekarang di Persipura. Tapi, kita profesional saja lah, tidak masalah. Aku juga selama tujuh tahun di Persipura tidak punya masalah dengan manajemen," kata Stevie.