Wednesday, June 18, 2014

Brazil Ditahan Mexico

Setelah 36 Tahun, Brasil Gagal Cetak Gol di Partai Penyisihan Grup
Foto : Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, FORTALEZA – Hasil imbang tanpa gol ketika menghadapi Meksiko pada laga grup A di Estadio Castelao, Rabu (18/6/2014) menjadi catatan buruk bagi Brasil. Untuk pertama kalinya Brasil tidak mampu mencetak gol pada satu pertandingan fase grup Piala Dunia.
Terakhir kali Brasil gagal mencetak gol pada fase grup Piala Dunia terjadi pada Piala Dunia 1978. Ketika itu tim Samba ditahan imbang 0-0 oleh Spanyol pada 7 Juni 1978. Artinya, setelah 36 tahun Brasil kembali gagal mencetak gol pada satu pertandingan fase grup Piala Dunia.
Penjaga gawang Meksiko, Guillermo Ochoa, dapat menjadi biang keladi hasil imbang ini akibat sejumlah penyelamatan gemilang yang dia buat. Penyelamatan terbaik dibuat Ochoa pada menit ke-25 ketika menepis sundulan Neymar. Berdasarkan tayangan goal line technology, Ochoa menepis bola hasil sundulan Neymar menyambut umpan silang Dani Alves tepat di atas garis gawang.
Sepuluh menit berselang giliran sundulan Fred menyambut tendangan penjuru Neymar yang digagalkan Ochoa. Penjaga gawang yang tidak tergabung dalam klub itu sukses menangkap sundulan Fred di mulut gawang.
Jelang turun minum, tepatnya menit ke-44 Ochoa menggagalkan peluang Paulinho dari jarak dekat. Menyambut umpan sontekan dada Thiago Silva, Paulinho yang bermaksud mengangkat bola harus gigit jari. Sontekannya justru digagalkan penjaga gawang 28 tahun itu.
Ochoa melanjutkan penampilan gemilangnya pada babak kedua. Lagi-lagi Ochoa menggagalkan peluang Neymar ketika mementahkan tendangan voli kaki kiri pemain Barcelona itu di dalam kotak penalti. Pada menit ke-86 Ochoa mementahkan sundulan Thiago Silva dari jarak dekat usai menyambut tendangan bebas Neymar.

Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ravianto



Tuesday, June 17, 2014

Hati-hati Neymar Saat Melawan Mexico

Brasil v Meksiko, Alarm Kuning untuk Neymar
Foto : soccerlens.com

TRIBUNNEWS.COM - Penyerang Brasil, Neymar tetap akan tampil agresif saat melawan Meksiko pada lanjutan penyisihan grup A di Stadion Governador Plácido Aderaldo Castelo, di Fortaleza, Ceará, Rabu (18/6) dini hari.
Jika berhasil memenangi laga ini, tuan rumah sudah mengantongi tiket untuk lolos ke babak knock-out.
Neymar tampil gemilang dengan memborong dua gol saatBrasil menekuk Kroasia 3-1 pada laga sebelumnya, Jumat (13/6). Namun, di laga itu ia juga mendapat kartu kuning setelah dengan kasar menyikut Luka Modrid.
Jika penyerang Barcelona ini mendapat kartu kuning lagi di laga lawan Meksiko, atau lawan Kamerun, maka ia harus absen di babak 16 besar. Padahal, di babak knockout tersebut, tim Samba kemungkinan besar akan bersua juara bertahan, Spanyol --yang diprediksi jadi runner up di grup B menyusul kekalahan 1-5 dari Belanda di laga perdana.
Neymar terbilang beruntung hanya diganjar kartu kuning. Pasalnya, tindakannya mennyikut Modric terbilang pelanggaran keras. "Harusnya ia langsung dikartu merah, tak peduli ia punya nama besar," kata Gelandang Kroasia, Ivan Rakitic.
Adanya ancaman kartu kuning kedua diperkirakan akan membuat Neymar sedikit menurunkan tensi permainan. Namun, penyerang Barcelona ini mematahkan spekulasi tersebut.
"Saya tak khawatir (soal kartu kuning kedua, Red). Saya akan tetap tampil agresif untuk memenangi pertandingan lawan Meksiko, dan Kamerun. Kartu kuning ini bukan hal yang saya inginkan, tapi inilah yang terjadi. Saya akan tetap bermain secara normal. Jika saya berpikir soal kartu kuning, pasti akan membuat permainan saya tak akan fokus," katanya.
Gawatnya lagi, para pemain Meksiko, dan Kamerun, dikenal kerap bermain mengandalkan fisik, dan juga sering memprovokasi lawan. Jika tak mampu mengendalikan emosinya, bukan tak mungkin Ney akan terpancing untuk balas melakukan pelanggaran.
Sebelumnya FIFA menghapus semua kartu kuning saat tim masuk babak 16 besar. Namun sejak Piala Dunia 2010, semua kartu akan akan tetap dihitung sampai babak perempat-final.
Ini artinya, jika ada pemain yang mendapat dua kartu kuning, maka si pemain harus absen (suspensi) di babak knock-out. Baru jika mencapai semifinal, hitungan kartu kuning di babak sebelumnya akan diputihkan.
Para pemain Brasil lainnya memberikan dukungan agarNeymar bisa tetap bermain lepas. "Kita akan mendukung dengan berbagai cara agar Neymar tak khawatir dengan soal itu (kartu kuning ,Red). Kita tahu ia tipikal pemain yang bisa menentukan sebuah pertandingan, karenanya kami butuh ia bermain dengan fokus," ujar gelandang serang, Oscar.
Masalahnya, kata gelandang asal Chelsea ini melanjutkan, Ney memang tipikal pemain yang rawan mendapat peringatan dari wasit. "Ia pemain yang suka mendorong lawan. Itu mungkin tindakan reflek saat berebut bola. Tapi itu sangat berpotensi mendapat kartu kuning. Jika itu terjadi lagi, maka akan menjadi kerugian besar buat tim," katanya.
Neymar memang tipikal pemain yang suka bekerja keras. Kerap ia turun membantu lini pertahanan, dan itu berarti ia harus sering melakukan tekel, dengan risiko berbuah pelanggaran.
"Produktivitas dan kontribusi Neymar untuk Brasil tak usah diragukan lagi. Ia seorang pemain bintang, semua setuju itu. Namun, ada kelemahan besar yang harus dikoreksi. Ia terlalu sering melakukan pelanggaran, dan rawan dikartu kuning," tulis koran Brasil, GloboEsporte.
Pada Piala Konfederasi 2013 lalu saat Brasil menjadi juara,Neymar tercatat sebagai pemain Selecao yang paling banyak melakukan pelanggaran: 17 kali dari lima laga. Untungnya bagi Brasil, saat itu ia hanya diganjar sekali kartu kuning.
Dikutip dari Lance!, Neymar telah mengemas sembilan kartu kuning dari 53 laga internasional. Empat kartu kuning itu dituai dari 36 laga pertama. Lima lainnya dari 14 laga terakhir.
Pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari membela anak emasnya soal koleksi kartu kuning.
"Ia melakukannya (menekel, Red) bukan untuk menjatuhkan pemain lawan. Ia striker, dan tak perlu melakukan hal seperti itu jika tak perlu. Ia mendorong jatuh lawan dalam upaya untuk merebut bola. Ia seorang pekerja keras," ujarnya.
Felipao, julukan Scolari, menegaskan tak akan mewanti-wantiNeymar soal ancaman kartu kuning kedua.
"Tugas utama saya adalah meloloskan Brasil dari penyisihan grup. Saya tak punya waktu memikirkan mana pemain yang terancam terkena suspensi. Jika ia melakukan pelanggaran keras lagi, maka ia akan dikartu-kuning lagi. Dan itu artinya ia harus absen di babak knock-out nanti. Setiap pemain pasti sudah tahu konsekwensi dari setiap perbuatannya di lapangan," ujar Scolari.
Sebagai catatan, Brasil pernah memenangi Piala Dunia saat beberapa pemain terbaiknya absen karena suspensi. Pada Piala Dunia 2002 lalu misalnya, Ronaldinho absen di babak semifinal setelah dikartu-merah saat melawan Inggris. Selecao tetap melaju ke final, dan mengalahkan Jerman 2-0 untuk meraih trofi piala dunia kelima-kalinya.


Penulis: deny budiman
Editor: sanusi