Showing posts with label Michael Weiss pelatih Laos. Show all posts
Showing posts with label Michael Weiss pelatih Laos. Show all posts

Thursday, July 14, 2022

Sosok Michael Weiss Dibalik Lolosnya Laos ke Final AFF U19 2022

 

Selebrasi pemain Laos usai menyingkirkan Thailand di semi final Piala AFF U19 (Foto Antara/Fikhri Hermansyah). 

Laos yang tidak diunggulkan berhasil mengalahkan Thailand 2-0 pada semifinal Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (15/7). Sebelumnya di tempat yang sama Malaysia juga lolos ke final usai membungkam Vietnam 3 gol tanpa balas. 

Kemenangan Laos sehingga lolos ke final ajang usia belia di kawasan ASEAN ini merupakan pertama kalinya menembus laga puncak di Piala AFF U-19 sepanjang sejarah. 

Million Elephants, demikian julukan Timnas Laos ini telah menjungkir balikkan prediksi para pengamat sepak bola yang sebelumnya memprediksi Singapore sebagai kandidat dari grup B yang menemani Malaysia. 

Tentu ini adalah sebuah fenomena untuk skuad Laos. Jika finalis itu adalah Malaysia, Thailand, Vietnam atau Indonesia, maka itu hal yang sudah biasa. 

Namun bukan sekedar fenomena yang tanpa sebab, di belakang suksesnya Laos lolos ke final ada sosok pelatih asal Jerman, Michael Weiss

Dialah seorang arsitek dan peracik strategi yang ulung dalam menghadapi laga demi laga pasukan Laos selama mengikuti turnamen yang berlangsung di Jakarta ini. 

Pelatih asal Jerman ini memiliki filosofi sepak bola yang unik yang mungkin banyak dilupakan oleh sebagian besar pelatih. Michael Weiss berpendapat bahwa sepak bola itu tidak hanya sekedar menyerang tetapi juga bertahan. 

Filosofi ini diterapkan pada skuad asuhannya ketika menghadapi Thailand yang bermain menguasai laga sepanjang waktu pertandingan. Baik babak pertama maupun babak kedua Thailand selalu menguasai bola. 

Namun Laos berhasil mencuri gol lewat tembakan Peeter Phantavong usai memanfaatkan kemelut di muka gawang Thailand. Insting mencetak gol dari pemain ini luar biasa, tembakannya menggetarkan jala Thailand yang dikawal oleh Narongsak Naengwongsa. 

Ini gol cepat karena laga baru berlangsung 9 menit. Sungguh gol ini sangat mengejutkan skuad Gajah Perang yang hobi bermain sepak bola Gajah. 

Usai gol tersebut, Thailand mencoba meningkatkan intensitas serangan dengan menguasai bola. Namun skor 1-0 tersebut bertahan hingga babak pertama usai. 

Pada babak kedua Thailand langsung menerapkan permainan menyerang lebih gencar. Praktis lapangan berhasil mereka kuasai dengan mempermainkan bola dari kaki ke kaki. 

Namun karena pertahanan sangat kokoh yang diperagakan lini belakang Laos, membuat para penyerang Thailand sulit menembus area penalti lawan. 

Apalagi penampilan kiper Laos, Phounin Xayyasone sangat luar biasa. Ketangguhan Phounin ini berhasil membuat pemain-pemain Thailand frustrasi. Mereka selalu gagal menghasilkan peluang mereka menjadi gol. 

Salah satu momen emas Thailand untuk menyamakan kedudukan terjadi di menit akhir babak kedua ketika bola hanya tinggal ditembak, namun gagal karena bola hanya bergulir lemah yang bisa dipeluk kiper Laos. 

Sepanjang babak kedua tersebut Laos memilih bermain defensif dengan kordinasi yang kokoh dan komunikasi yang baik diantara para pemain mereka. 

Filosofi bertahan ala Michael Weiss yang rapat, taktis dan cerdas sambil menunggu celah untuk melancarkan serangan balik berbuah hasil. 

Dengan mengandalkan satu ujung tombak yang selalu siap melakukan solo run di lini depan menembus area penalti Thailand, akhirnya gawang Thailand kembali kebobolan di menit ke-84. 

Damoth Thongkhamsavath yang berlari membuka ruang di sisi kiri pertahanan Thailand, sukses menjebol gawang Narongsak Naengwongsa dengan tendangan akurat kaki kanannya. 

Weiss mengaku masih belum percaya baru saja mencetak sejarah karena Laos pertama kali lolos ke final Piala AFF U-19. Ia yang menangani tiga kelompok umur tim sekaligus menyebut hanya bekerja sebaik mungkin.

"Sulit mengatakan itu, saya di sini saya baru enam bulan, federasi mempercayakan saya pegang Tim Senior, U-20, U-23.  

"Sekarang saya di sini, sebelumnya saya berorientasi bertahan. Sekarang kami mencoba sesuatu, saya pikir federasi dan semua orang bersabar dalam menantikan yang terbaik, kami bermain solid dan baik dalam organisasi," kata Weiss usai laga tersebut dalam sesi jumpa pers, seperti dilansir CNN Indonesia.com (14/7). 

Wajar saja jika Weiss merasa kaget dengan pencapaian tim asuhannya ini karena ini adalah catatan sejarah bagi Laos untuk pertama kalinya loloske final kejuaraan AFF U19. 

Hal ini juga berkat kesabaran federasi sepakbola Laos dan para suporter mereka terhadap pembinaan yang selama ini dikerjakannya. 

Kesabaran tersebut mulai membuahkan hasil. Michael Weiss telah meletakkan fondasi sepakbola yang benar terhadap para belia yang dibinanya. 

Pembinaan mendasar itu adalah menyangkut mental betanding dan moral tinggi bagi pesepakbola muda yang tetap menjunjung tinggi sportivitas. 

Sepak bola yang ditampilkan oleh skuad Laos sebenarnya biasa saja. Namun yang luar biasa adalah semangat para belia Laos yang tanpa lelah menjaga gawang mereka dari kebobolan. 

Begitu pula secara organisasi, skuad Laos memiliki kerja sama tim yang rapi. Mereka bermain secara kolektif saling mendukung dengan mengenyampingkan permainan individu. Luar biasa. Selamat untuk Laos. 

Bravo Merah Putih @hensa.