Showing posts with label Malaysia U19. Show all posts
Showing posts with label Malaysia U19. Show all posts

Sunday, July 17, 2022

Benarkah Tim U19 Malaysia Memalsukan Umur Pemainnya?

 

Aysar Hadi yang dituduh media Vietnam memalsukan umur dalam Timnas U19 Malaysia (Foto Antara/Fakhri Hermansyah). 

Media Vietnam selama ini selalu usil terutama terhadap kiprah Timnas Garuda yang diasuh pelatih Shin Tae yong baik Tim Senior maupun Tim Usia Muda. Kali ini giliran Timnas U19 Malaysia yang baru saja juara AFF U19, dituduh memalsukan umur. 

Pada era tahun 90 an memang kerap kali terjadi kasus yang melibatkan oknum pemain yang memalsukan data dirinya untuk bisa bermain di ajang kejuaraan kelompok umur tertentu. 

Namun pada era digital terbuka seperti saat ini rasanya sangat sulit oknum-oknum melakukan kecurangan untuk memalsukan usia agar bisa tampil di ajang turnamen kelompok umur. Hal itu karena semua informasi sangat mudah diakses. 

BACA JUGA : Inilah Program Garuda Nusantara Usai Turnamen AFF U19 2022

Kabar terbaru ada tuduhan tentang pencurian umur pemain Malaysia U19. Seperti kita ketahui Malaysia baru saja menggondol Piala AFF U19 di Bekasi. 

Turnamen bergengsi untuk kelompok usia 19 di kawasan Asia Tenggara ini juaranya adalah Malaysia setelah menang 2-0 atas Laos dalam laga final yang berlangsung Jumat (15/7) lalu. 

Anak asuh pelatih bertangan dingin, Hassan Sazali Mohd Waras tengah menikmati sukses, ketika tiba-tiba muncul kabar tidak sedap karena tudingan kepada mereka yang melakukan pemalsuan umur. 

Salah satu media Vietnam, Thethao247.vn (16/7/22) menurunkan berita yang menghebohkan bahwa Malaysia U19 telah memalsukan salah satu pemain mereka. 

"Pemain yang dicurigai adalah kapten Aysar Hadi. Di kertas bermain AFF, Aysar Hadi lahir pada tahun 2003, tetapi banyak orang percaya bahwa striker yang mengenakan nomor punggung 13 telah menipu usianya." Demikian seperti ditulis dalam berita online oleh Thehao247.vn (16/7/22). 

Aysar Hadi, kapten Tim Malaysia U19 ini merupakan sosok yang mendapat gelar pemain terbaik pada Piala AFF U-19 2022 di Jakarta dan Bekasi tersebut. 

Harap dimaklumi provokasi media Vietnam ini karena Malaysia U19 berhasil megalahkan Vietnam U19 di semi final dengan skor telak 3 gol tanpa balas.  

Kekalahan tersebut rupanya belum mampu diterima oleh mereka sehingga berupaya mencari-cari alasan dengan tuduhan pencurian umur. 

Menurut pemberitaan media tersebut, sebuah akun bernama Happy World memposting gambar yang disebut-sebut mirip dengan Aysar Hadi. 

Pertama adalah foto di akun Aysar Hadi, kapten Malaysia U19 yang baru berusia 19 tahun tetapi memiliki foto profesional 3 tahun yang lalu.

Akun Happy World juga memposting beberapa foto lagi dari kehidupan pribadi Aysar Hadi untuk lebih membuktikan bahwa ia telah secara tidak jujur telah memalsukan usianya. 

Media Vietnam sudah biasa melampiaskan kekecewaan mereka karena kalah dari rival. Mereka biasanya memberitakan hal-hal yang memojokkan tim rival. Pemberitaan tersebut juga kerapkali jauh dari fakta yang ada

Hanya karena timnas mereka kalah dari Malaysia, media di sana menuduh Tim Malaysia U19 memalsukan usia salah satu pemain mereka, Aysar Hadi. 

Berita yang menghebohkan tersebut masih perlu dilakukan klarifikasi lebih jauh. Pihak Federasi Sepak bola Malaysia, FAM maupun AFF belum menanggapi berita tentang pencurian umur di Timnas U19 Malaysia ini. 

Mungkin pihak-pihak terkait tidak akan merespon berita tersebut jika tidak ada protes secara resmi dari Federasi Sepak bola Vietnam. 

Mari kita lihat fakta yang berhasil ditelusuri dari situs Transfermerkt.com (16/7), disana disebutkan bahwa Aysar Hadi tercatat sebagai pemain kelhairan tahun 4 September 2003. Saat ini bermain di klub Johor Darul Ta'jim II. 

Berita tentang pemalsuan umur dari Timnas U19 Malaysia ini jika ditanggapi maka akan semakin viral dan menarik perhatian banyak pihak. Berita-berita seperti ini dinilai sangat tidak produktif. Benar kan Gaisss...

@hensa. 

Saturday, July 16, 2022

Malaysia Juara Piala AFF U19 2022 Menang 2-0 atas Laos

 

Malaysia juara Piala AFF U19 2022 (Foto Antara/Aditya Pradana Putra). 

Turnamen Piala AFF U19 2022 berlangsung sejak 2 Juli hingga berakhir pada 15 Juli 2022 di Jakarta dan Bekasi, telah berakhir dengan melahirkan Malaysia U19 sebagai juara. Malaysia di final menang 2-0 atas Tim Kuda Hitam, Laos. 

Sementara Vietnam meraih posisi ketiga usai menang 5-3 atas Thailand dalam duel adu penalti setelah dalam waktu normal skor masih draw 1-1.  

Banyak catatan yang sempat terekam selama kejuaraan sepak bola yang melibatkan para pemain belia di negara-negara ASEAN ini. Mereka adalah harapan masa depan sepak bola untuk negara- masing-masing. 

Catatan yang paling penting adalah bagaimana turnamen ini bisa dijadikan sebagai pembinaan bagi  para talenta-talenta muda di Kawasan ASEAN ini melalui Federasi Sepak Bola ASEAN Football Federation, AFF. 

Sebenarnya tujuan luhur turnamen adalah bersifat pembinaan usia muda. Namun dalam prakteknya di lapangan seperti yang terjadi dalam ajang Piala AFF U19 2022 ini sangat jauh dari yang kita harapkan. 

Laga yang tidak menjunjung fair play yang dilakukan tim Vietnam menghadapi Thailand di matchday terakhir grup A sangat terkesan hanya memanfaatkan regulasi head to head untuk menyingkirkan tuan rumah Indonesia. 

Bagi Indonesia bukan mempermasalahkan regulasi head to head yang sudah disepakati oleh seluruh peserta turnamen ini, tetapi cara bermain kedua tim yang tidak menjunjung tinggi sportivitas. 

Permainan sepak bola yang diperagakan dan dipraktekan kedua tim yang merupakan skuad usia muda, sungguh sangat disesalkan. 

Mereka skuad muda Vietnam dan Thailand sudah diajarkan praktek-praktek tidak sportif sangat jauh dari unsur pembinaan sepak bola bagi para bellia di usia muda mereka. 

Dampaknya sungguh sangat buruk bagi pembinaan moral yang mereka dapatkan dari para pembina Tim Vietnam dan Thailand. Begitu pula praktek bermain sepak bola gajah tersebut adalah contoh buruk bagi pembinaan tim-tim lain di kawasan ini. 

Hanya karena mengincar target juara, sangat disayangkan harus mengorbankan unsur pembinaan yang sangat penting dalam masa depan karir pemain-pemain belia ini. 

Shin Tae yong, pelatih Timnas Indonesia juga sangat menyesalkan praktek tidak sportif tersebut. Bukan mempermasalahkan mengenai regulasinya yang sudah disepakati jauh-jauh hari. 

Namun justru dalam menyikapi regulasi tersebut seharusnya Vietnam dan Thailand bermain dengan menjunjung tinggi fair play dengan cara memenangkan laga tersebut. Bukan memanfaatkannya untuk menyingkirkan tim tertentu. 

PSSI juga sudah resmi melayangkan surat protes ke Federasi AFF. Mungkin hasil dari protes itu tidak akan mengubah terhadap hasil laga kedua tim. Untuk membuktikan aksi match fixing hanya berdasarkan pengamatan video pertandingan,sangat sulit terbukti. 

Dalam sebuah video yang diunggah yang menayangkan laga Vietnam dan Thailand setelah mereka membagi skor 1-1 terlihat permainan sepak bola gajah tersebut. Video inilah yang diminta untuk dinilai oleh AFF. 

Kasus sepak bola gajah ini harus menjadi catatan penting bagi AFF. Hasil investigasi mereka sangat diperlukan. Namun hingga kini belum dilakukan sebagai bahan untuk menjawab surat protes PSSI. 

Biarlah hal tersebut kini menjadi pekerjaan rumah pihak federasi AFF yang langsung bertanggung jawab pada kemajuan sepak bola di kawasan ini. 

@hensa. 

Thursday, July 14, 2022

Sosok Michael Weiss Dibalik Lolosnya Laos ke Final AFF U19 2022

 

Selebrasi pemain Laos usai menyingkirkan Thailand di semi final Piala AFF U19 (Foto Antara/Fikhri Hermansyah). 

Laos yang tidak diunggulkan berhasil mengalahkan Thailand 2-0 pada semifinal Piala AFF U-19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (15/7). Sebelumnya di tempat yang sama Malaysia juga lolos ke final usai membungkam Vietnam 3 gol tanpa balas. 

Kemenangan Laos sehingga lolos ke final ajang usia belia di kawasan ASEAN ini merupakan pertama kalinya menembus laga puncak di Piala AFF U-19 sepanjang sejarah. 

Million Elephants, demikian julukan Timnas Laos ini telah menjungkir balikkan prediksi para pengamat sepak bola yang sebelumnya memprediksi Singapore sebagai kandidat dari grup B yang menemani Malaysia. 

Tentu ini adalah sebuah fenomena untuk skuad Laos. Jika finalis itu adalah Malaysia, Thailand, Vietnam atau Indonesia, maka itu hal yang sudah biasa. 

Namun bukan sekedar fenomena yang tanpa sebab, di belakang suksesnya Laos lolos ke final ada sosok pelatih asal Jerman, Michael Weiss

Dialah seorang arsitek dan peracik strategi yang ulung dalam menghadapi laga demi laga pasukan Laos selama mengikuti turnamen yang berlangsung di Jakarta ini. 

Pelatih asal Jerman ini memiliki filosofi sepak bola yang unik yang mungkin banyak dilupakan oleh sebagian besar pelatih. Michael Weiss berpendapat bahwa sepak bola itu tidak hanya sekedar menyerang tetapi juga bertahan. 

Filosofi ini diterapkan pada skuad asuhannya ketika menghadapi Thailand yang bermain menguasai laga sepanjang waktu pertandingan. Baik babak pertama maupun babak kedua Thailand selalu menguasai bola. 

Namun Laos berhasil mencuri gol lewat tembakan Peeter Phantavong usai memanfaatkan kemelut di muka gawang Thailand. Insting mencetak gol dari pemain ini luar biasa, tembakannya menggetarkan jala Thailand yang dikawal oleh Narongsak Naengwongsa. 

Ini gol cepat karena laga baru berlangsung 9 menit. Sungguh gol ini sangat mengejutkan skuad Gajah Perang yang hobi bermain sepak bola Gajah. 

Usai gol tersebut, Thailand mencoba meningkatkan intensitas serangan dengan menguasai bola. Namun skor 1-0 tersebut bertahan hingga babak pertama usai. 

Pada babak kedua Thailand langsung menerapkan permainan menyerang lebih gencar. Praktis lapangan berhasil mereka kuasai dengan mempermainkan bola dari kaki ke kaki. 

Namun karena pertahanan sangat kokoh yang diperagakan lini belakang Laos, membuat para penyerang Thailand sulit menembus area penalti lawan. 

Apalagi penampilan kiper Laos, Phounin Xayyasone sangat luar biasa. Ketangguhan Phounin ini berhasil membuat pemain-pemain Thailand frustrasi. Mereka selalu gagal menghasilkan peluang mereka menjadi gol. 

Salah satu momen emas Thailand untuk menyamakan kedudukan terjadi di menit akhir babak kedua ketika bola hanya tinggal ditembak, namun gagal karena bola hanya bergulir lemah yang bisa dipeluk kiper Laos. 

Sepanjang babak kedua tersebut Laos memilih bermain defensif dengan kordinasi yang kokoh dan komunikasi yang baik diantara para pemain mereka. 

Filosofi bertahan ala Michael Weiss yang rapat, taktis dan cerdas sambil menunggu celah untuk melancarkan serangan balik berbuah hasil. 

Dengan mengandalkan satu ujung tombak yang selalu siap melakukan solo run di lini depan menembus area penalti Thailand, akhirnya gawang Thailand kembali kebobolan di menit ke-84. 

Damoth Thongkhamsavath yang berlari membuka ruang di sisi kiri pertahanan Thailand, sukses menjebol gawang Narongsak Naengwongsa dengan tendangan akurat kaki kanannya. 

Weiss mengaku masih belum percaya baru saja mencetak sejarah karena Laos pertama kali lolos ke final Piala AFF U-19. Ia yang menangani tiga kelompok umur tim sekaligus menyebut hanya bekerja sebaik mungkin.

"Sulit mengatakan itu, saya di sini saya baru enam bulan, federasi mempercayakan saya pegang Tim Senior, U-20, U-23.  

"Sekarang saya di sini, sebelumnya saya berorientasi bertahan. Sekarang kami mencoba sesuatu, saya pikir federasi dan semua orang bersabar dalam menantikan yang terbaik, kami bermain solid dan baik dalam organisasi," kata Weiss usai laga tersebut dalam sesi jumpa pers, seperti dilansir CNN Indonesia.com (14/7). 

Wajar saja jika Weiss merasa kaget dengan pencapaian tim asuhannya ini karena ini adalah catatan sejarah bagi Laos untuk pertama kalinya loloske final kejuaraan AFF U19. 

Hal ini juga berkat kesabaran federasi sepakbola Laos dan para suporter mereka terhadap pembinaan yang selama ini dikerjakannya. 

Kesabaran tersebut mulai membuahkan hasil. Michael Weiss telah meletakkan fondasi sepakbola yang benar terhadap para belia yang dibinanya. 

Pembinaan mendasar itu adalah menyangkut mental betanding dan moral tinggi bagi pesepakbola muda yang tetap menjunjung tinggi sportivitas. 

Sepak bola yang ditampilkan oleh skuad Laos sebenarnya biasa saja. Namun yang luar biasa adalah semangat para belia Laos yang tanpa lelah menjaga gawang mereka dari kebobolan. 

Begitu pula secara organisasi, skuad Laos memiliki kerja sama tim yang rapi. Mereka bermain secara kolektif saling mendukung dengan mengenyampingkan permainan individu. Luar biasa. Selamat untuk Laos. 

Bravo Merah Putih @hensa.

Malaysia Lolos ke Final AFF U19 2022 Usai Menang Telak atas Vietnam

 

Vietnam vs Malaysia di Piala AFF U19 2022 (Foto Antara/Fakhri Hermansyah). 

Semi final pertama ajang Piala AFF U19 2022, antara Vietnam sebagai juara grup A menghadapi Malaysia sebagai runner up grup B berakhir dengan kemenangan Harimau Muda. 

Laga yang berlangsung, Rabu (13/7) kick off mulai pukul 15.30 WIB di Stadion Candrabhaga ini sepi dari kehadiran penonton. Maklum saja karena tim Garuda Nusantara dijegal sepak bola gajah Thailand dan Vietnam. 

Tim negeri jiran ini berhasil menghancurkan skuad Vietnam U19 dengan skor 3-0 tanpa balas. Gol pertama lahir akibat kesalahan yang dilakukan bek Vietnam, Ha Chau Phi. 

Blundernya mengarahkan bola justru kepada penyerang Malaysia, Adam Farhan. Kesalahan ini sangat fatal sehingga membuat permainan Vietnam semakin gugup. 

Maka akibat kesalahan oper tersebut, dengan tenang Adam Farhan yang menerima umpan gratis menembakkan bola ke pojok kiri gawang yang tidak bisa dibendung kiper Vietnam, Cao Van Binh. 

Malaysia unggul 1-0 yang terjadi pada menit ke-27 tersebut dan bertahan hingga turun minum. Skuad Vietnam sepanjang babak pertama itu kelihatan tegang seakan terbebani. Mungkin mereka baru sadar sudah melakukan kesalahan besar pada tuan rumah. 

Pada babak kedua, skuad Vietnam secara frontal melakukan serangan dengan menguasai hampir separuh lapangan. Beberapa peluangpun mereka peroleh. 

Namun skuad Harimau Malaya Muda yang hanya mengandalkan serangan balik akhirnya berbuah hasil lagi dengan tambahan gol mereka melalui Haiqal Haqeemi pada menit ke-70. 

Gol ini bermula dari aksi individu Haqimi Azim di sisi kiri pertahanan Vietnam yang menerima umpan panjang dari serangan balik.  

Winger Harimau Muda ini berlari melewati satu pemain Vietnam kemudian memberikan umpan tarik yang bisa dikonversi menjadi gol oleh Haqeemi. 

Malaysia unggul 2-0 dengan sisa laga hanya tinggal 20 menit lagi. Skuad Vietnam semakin menekan melakukan serangan total ke gawang Malaysia. 

Paling tidak ada dua peluang emas yang mereka dapatkan. Tembakan Nguyen Van Truong dari dalam kotak penalti masih membentur tiang gawang. 

Bamun bola muntah yang terjadi bisa digagalkan pemain belakang Malaysia yang berjibaku menghalau peluang emas tersebut.

Begitu pula Vietnam mendapatkan peluang emas lainnya melalui Quoc Viet yang masuk ke area kotak penalti melepaskan tembakan keras, tetapi bolanya melambung di atas mistar. Vietnam sungguh sangat sial. 

Pada menit-menit akhir laga, Vietnam benar-benar mengurung pertahanan Malaysia pada sisa waktu laga tersebut. Semua pemain keluar menyerang. 

Mereka semakin gugup harus mengejar ketinggalan gol seiring waktu yang terus berjalan. Mereka juga sudah membayangkan bagaimana para netizen yang akan mengolok-olok mereka jika mereka kalah. 

Sementara Malaysia dengan kokoh tetap bertahan dengan menempatkan hampir 8 pemain di area penalti mereka. 

Skuad Harimau Muda ini begitu percaya diri setelah unggul gol kemenangan. Kordinasi pertahanan mereka sangat baik dengan komunikasi yang berjalan lancar. 

Vietnam terlalu asyik menyerang melupakan pertahanan yang bolong, akhirnya Malaysia berhasil mencuri gol ketiga mereka melalui kaki Haykal Danish menjelang waktu laga berakhir. 

Kemenangan 3-0 atas Vietnam ini membawa Harimau Muda lolos ke final menunggu lawan yaitu pemenang antara/thailand sebagai runner up grup A menghadapi Laos, juara grup B. 

Laga Thailand dan Laos juga berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga mulai pukul 20.00 WIB. Selamat untuk Harimau Muda. 

Bravo Merah Putih @hensa.